Langsung ke konten utama

SISTEM EKSKRESI MANUSIA

Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya. Sistem ekskresi terdiri dari organ ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolism dari dalam tubuh. Ekskresi adalah salah satu dari empat macam proses pengeluaran, yang lainnya adalah sekresi, inkresi, dan defekasi. Osmoregulasi berkaitan erat dengan proses ekskresi, karena proses ekskresi juga mengeluarkan air dari tubuh, dalam bentuk urine dan keringat.


ORGAN EKSKRESI

Organ-organ dan jaringan yang betanggung jawab untuk membuang zat-zat sisa disebut organ ekskresi. Organ-organ tersebut membuang limbah melalui cara berikut ini:

      ๐ŸŽŠ๐ŸŽŠ๐ŸŽŠ๐ŸŽŠ๐ŸŽŠ๐ŸŽŠ๐ŸŽŠ

  • Eliminasi limbah bernitrogen,
  • Mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh,
  • Mempertahankan komposisi ionik cairan ekstra seluler.

Organ ekskresi utama pada manusia adalah ginjal, paru-paru, kulit, dan hati.

Ginjal

Diagram pembentukan urine di nefron ginjal

Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Organ ini berfungsi menyerap atau menyaring sisa-sisa metabolisme yang terdapat dalam darah, seperti air, urea, dan garam, yang akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine. Dari setiap ginjal keluar saluran urin atau ureter yang menuju kandung kemih (vesika urinaria). Selanjutnya, urine dari kandung kemih dikeluarkan melalui uretra. Ginjal menyaring darah sebanyak tujuh liter per jam. Darah yang bersih digunakan kembali oleh tubuh, sedangkan darah yang kotor diproses di dalam ginjal menghasilkan urine yang harus dikeluarkan dari tubuh. Ginjal terdiri atas unit-unit kecil yang disebut nefron. Satu buah ginjal mengandung ± 1 juta nefron.

  • Nefron terdiri atas kapsula Bowman, tubulus proksimal, tubulus distal, dan lengkung Henle. Di dalam kapsula Bowman terdapat kumpulan pembuluh darah kapiler yang disebut glomerulus .
  • Urine dibentuk dalam proses yang terdiri dari tiga tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pemekatan atau pengeluaran zat (augmentasi). Urine mengandung urea dan ammonia, garam, zat warna empedu, air, dan zat-zat berlebih seperti vitamin, hormon, dan obat-obatan.

Paru-Paru

Paru-paru merupakan organ utama untuk mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida dan uap air. Di dalam paru-paru, khususnya alveolus terjadi pertukaran gas CO2 yang dibawa oleh darah dari sel-sel tubuh dan gas O2 dari paru-paru untuk diikat oleh darah. Selain itu, darah akan melepaskan air. Air yang dilepaskan paru-paru tersebut berwujud gas (uap air). Udara yang dihembuskan mengandung 3-5% CO2. Jumlah udara yang dikeluarkan tubuh dalam sehari adalah sebanyak 350-600 liter dan mengandung 200-300 liter karbon dioksida, yang bersifat mematikan jika tetap berada di dalam tubuh.

  • Karbon dioksida dan uap yang merupakan sisa metabolisme (oksidasi zat makanan) akan dikeluarkan dari sel-sel dalam jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah melalui pembuluh balik dan dibawa ke jantung. Darah yang mengandung karbon dioksida dan air akan dipompakan ke paru-paru melalui pembuluh nadi paru-paru. Pada alveolus paru-paru, CO2 dan air berdifusi, kemudian diekskresikan melalui saluran pernapasan. Selanjutnya CO2 dikeluarkan melalui hidung, sementara itu air dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk uap air.
Kelenjar keringat pada lapisan kulit dermis.

Kulit

Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan keringat. Ketika suhu tubuh naik, kelenjar keringat akan menghasilkan keringat. Keringat tersebut akan diuapkan. Menguapnya keringat dapat menurunkan suhu tubuh, sehingga suhu tubuh akan tetap dikisaran 37oC (homeostatis). Cara kerja pengaturan suhu tubuh ini berlaku sebaliknya pada kondisi yang berlawanan, seperti kurang aktivitas atau berada di lingkungan yang suhu udaranya dingin.

  • Keringat mengandung air, larutan garam (terutama garam dapur) dan sedikit urea. Kelenjar keringat akan menyerap air, larutan garam, dan urea dari kapiler darah yang letaknya berdekatan. Selanjutnya, zat-zat yang terlarut itu dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori sebagai keringat. Bila udara dingin pengeluaran keringat menjadi lebih sedikit sehingga pengeluaran air dari tubuh banyak melalui ginjal dan menyebabkan sering ekskresi urine. Pengeluaran keringat yang berlebihan mengakibatkan hilangnya garam-garam mineral dari tubuh. Sehingga dapat menimbulkan kekejangan otot dan pingsan.
  • Mekanisme pengeluaran keringat ditentukan oleh pusat pengatur suhu, yaitu hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan enzim bradikinin yang mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika rangsangan berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut akan diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat.
Proses perombakan hemoglobin menjadi bilirubin.

Hati

Hati atau hepar selain berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan, juga merupakan bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua. Hati adalah tempat terjadinya proses perombakan protein. Dalam proses perombakan protein tersebut dihasilkan urea yang membahayakan tubuh. Oleh karena itu, urea tersebut harus dikeluarkan dari tubuh bersama urine.

  • Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, zat warna empedu, dan zat-zat lainnya. Bilirubin (zat warna empedu) merupakan hasil perombakan hemoglobin sel darah merah di hati. Bilirubin dikeluarkan bersama dengan cairan empedu ke usus, yang kemudian mengalami pemecahan menjadi sterkobilin dan urobilin di dalam usus. Sterkobilin memberi warna pada feses. Urobilin memberi warna pada urine.

Sistem ekskresi mempunyai peranan pusat dalam homeostatis, karena berfungsi dalam pembuangan limbah maupun keseimbangan air (osmoregulasi). Fungsi kunci sebagian besar sistem ekskresi, yaitu: filtrasi, (proses penyaringan cairan tubuh dengan bantuan tekanan, yang menghasilkan suatu filtrat); reabsorpsi, (pengambilan kembali zat-zat terlarut yang berharga dari filtrat untuk produksi urine); dan sekresi (penambahan toksin dan zat terlarut lainya dari cairan tubuh ke filtrat).


FUNGSI ORGAN EKSKRESI

Fungsi dari organ ekskresi berkaitan dengan satu prinsip dasar, yaitu untuk mempertahankan lingkungan internal yang konstan, sejumlah zat yang masuk ke dalam suatu organisme harus seimbang dengan jumlah yang dikeluarkan. Fungsi utama dari sistem ekskresi, ialah:

  1. Mempertahankan konsentrasi cairan;
  2. Mempertahankan volume tubuh (konten cairan);
  3. Mengeluarkan produk akhir metabolik;
  4. Mengeluarkan substansi asing atau produk metabolismenya.
  • Ginjal memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Penyaringan darah dan mengeluarkan zat sisa metabolisme dalam bentuk urine;
  2. Mengatur konsentrasi garam dan keseimbangan asam basah darah;
  3. Mengatur tekanan darah dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh;
  4. Membuang kelebihan nutrien tertentu seperti gula dan asam amino ketika konsentrasinya meningkat dalam darah;
  5. Mengeluarkan substansi asing dan berbahaya dari darah, seperti iodida, pigmen, obat-obatan dan bakteri.
  • Paru-paru berfungsi mengerluarkan karbon dioksida dan uap air;
  • Kulit berfungsi mengeluarkan keringat;
  • Hati berfungsi dalam:
  1. Pembentukan urea dan ammonia hasil pembongkaran protein dan pembentukan cairan empedu.
  2. Sel-sel hati berperan dalam detoksifikasi banyak zat kimia beracun dan mempersiapkan limbah mertabolik untuk pembuangan.

Disalin dari :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_ekskresi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi Makhluk Hidup (Penulisan Nama Ilmiah, Dasar dan Kriteria)

๐Ÿ™‹๐Ÿ™ŒSMPN MUARA KATI OO...YE!๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ Pada umumnya, hewan dan tumbuhan diberi nama dengan bahasa daerah di mana ia berada. Begitu banyaknya ragam bahasa dan dialek di bumi ini, maka suatu jenis makhluk hidup yang sama akan memiliki banyak nama. Hal ini bisa menimbulkan kerancuan. Contohnya, pepaya di Semarang dan Surabaya disebut kates, di Banyumas disebut gandul, di Jawa Barat disebut gedang. Padahal gedang oleh orang Surabaya berarti pisang. Keragaman nama boleh saja, dan tidak salah, karena itu adalah hasil dari proses budaya.  Untuk kepentingan keilmuan diperlukan standar penamaan agar tidak terjadi salah persepsi. Saat ini, pedoman penamaan makhluk hidup yang berlaku adalah nama ilmiah. Nama ilmiah pepaya sendiri adalah  Carica papaya . Adalah  Carolus Linnaeus , seorang ilmuwan asal Swedia yang meletakkan dasar cara pemberian nama makhluk hidup. Tata cara pemberian nama makhluk hidup ini dikenal dengan istilah binomial nomenklatur.  Berdasarkan sistem binomial nomenklatur tersebut, se

REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN

  Penyerbukan dan Fertilisasi Pada Tumbuhan ฤisamping alat reproduksi vegetatif, tumbuhan juga mempunyai sel kelamin yang berfungsi  sebagai alat perkembangbiakan/reproduksi. Karena itu selain reproduksi vegetatif/aseksual, tumbuhan juga bereproduksi secara generatif/seksual. Perkembangbiakan generatif/seksual melibatkan sel-sel kelamin. Perkembangbiakan generatif dimulai dengan peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin  betina. Peleburan ini menghasilkan zigot, zigot inilah yang akan berkembang menjadi individu baru. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului oleh peristiwa penyerbukan yang kemudian diiringi oleh peristiwa pembuahan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya atau sampainya serbuk sari ke kepala putik. Proses penyerbukan ini banyak melibatkan unsur lain di alam. Berikut adalah perantara penyerbukan pada tumbuhan Angin (Anemogami) Anemogami adalah penyerbukan yang dibantu oleh angin . Tanaman dengan bunga berukuran kecil, jumlah bunga banyak dan ringan, serta tid

REPRODUKSI VEGETATIF PADA TUMBUHAN ANGIOSPERMAE

๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ Reproduksi Aseksual / Vegetatif Alami Tumbuhan Angiospermae Tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup adalah tumbuhan yang bakal bijinya berada di dalam bakal buah (ovarium). Bakal buah ini selanjutnya akan berkembang menjadi buah sedangkan bakal biji akan berkembang menjadi biji. Tumbuhan bisa bereproduksi dengan menggunakan bagian tumbuhan itu sendiri seperti akar, batang, dan daun. Reproduksi seperti ini disebut reproduksi vegetatif atau disebut juga reproduksi aseksual, karena tumbuhan dapat menghasilkan individu baru tanpa melibatkan proses pembuahan atau fertilisasi. Tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif/aseksual karena memiliki sel meristem. Sel meristem adalah sel-sel yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel penyusun jaringan dan organ. Keturunan yang dihasilkan dari reproduksi vegetatif/aseksual memiliki sifat atau karakter yang sama dengan sifat induknya. Pada artikel ini kita akan mempelajari mengenai