Langsung ke konten utama

Klasifikasi Makhluk Hidup (Penulisan Nama Ilmiah, Dasar dan Kriteria)

๐Ÿ™‹๐Ÿ™ŒSMPN MUARA KATI OO...YE!๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚


Pada umumnya, hewan dan tumbuhan diberi nama dengan bahasa daerah di mana ia berada. Begitu banyaknya ragam bahasa dan dialek di bumi ini, maka suatu jenis makhluk hidup yang sama akan memiliki banyak nama.

Hal ini bisa menimbulkan kerancuan. Contohnya, pepaya di Semarang dan Surabaya disebut kates, di Banyumas disebut gandul, di Jawa Barat disebut gedang. Padahal gedang oleh orang Surabaya berarti pisang. Keragaman nama boleh saja, dan tidak salah, karena itu adalah hasil dari proses budaya. 

Untuk kepentingan keilmuan diperlukan standar penamaan agar tidak terjadi salah persepsi. Saat ini, pedoman penamaan makhluk hidup yang berlaku adalah nama ilmiah. Nama ilmiah pepaya sendiri adalah Carica papaya.

Adalah Carolus Linnaeus, seorang ilmuwan asal Swedia yang meletakkan dasar cara pemberian nama makhluk hidup. Tata cara pemberian nama makhluk hidup ini dikenal dengan istilah binomial nomenklatur. 

Berdasarkan sistem binomial nomenklatur tersebut, setiap spesies diberi nama dengan dua kata dalam bahasa Latin. Kata pertama menunjukkan nama marga (genus), sedangkan kata kedua menunjukkan jenis (species).


Kata pertama dimulai dengan huruf kapital (huruf besar) sedangkan kata kedua cukup dimulai dengan huruf kecil. Kata ditulis menggunakan bahasa Latin dan dicetak dengan huruf yang berbeda dengan huruf lain (italic atau miring, jika diketik dengan komputer) atau dapat pula dengan diberi garis bawah pada setiap kata, jika ditulis dengan tangan.

Contoh nama ilmiah padi adalah Oryza sativa, Oryza adalah nama marganya (genusnya), sedangkan sativa merupakan penunjuk jenisnya.

Musa paradisiaca L (pisang), nama genus pisang adalah Musa, penunjuk species-nya adalah paradisiaca, pengidentifikasi pertama pisang (secara ilmiah) dilakukan oleh Linnaeus (disingkat L).

Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan (penggolongan) dan pemberian nama makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri makhluk hidup tersebut. Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari pengelompokan makhluk.

Tujuan klasifikasi makhluk hidup


Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut:
  1. untuk mempermudah mempelajari dan mengenal berbagai macam makhluk hidup;
  2. untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup;
  3. untuk mengetahui manfaat makhluk hidup untuk kepentingan manusia;
  4. untuk mengetahui adanya saling ketergantungan antara makhluk hidmup.

Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Berikut ini adalah dasar-dasar pengklasifikasian makhluk hidup.
  1. Persamaan dan perbedaan yang dimiliki.
  2. Morfologi dan anatomi
    morfologi: ciri bentuk tubuh
    anatomi: alat dalam tubuh.
  3. Manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara hidupnya.

Dalam taksonomi terdapat unit taksonomi, yaitu suatu tingkatan takson (hirarki). Urutan takson dari yang tertinggi sampai takson yang terendah adalah sebagai berikut.




Kriteria Klasifikasi Tumbuhan


Dalam menentukan atau mengklasifikasikan tumbuhan, para ahli menggunakan beberapa kriteria, antara lain
  1. Organ perkembangbiakannya, apakah dengan spora atau dengan bunga.
  2. Habitusnya, apakah berupa pohon, perdu atau semak.
  3. Bentuk dan ukuran daun.
  4. Cara tumbuhan itu berkembang biak, apakah dengan seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif).

Kriteria Klasifikasi Hewan


Sementara untuk mengklasifikasikan hewan, para ahli juga melihat kriteria berikut ini.

  1. Saluran pencernaan makanannya. Hewan tingkat rendah belum mempunyai saluran pencernaan makanan. Hewan tingkat tinggi mempunyai sistem pencernaan makanan yaitu lubang mulut, saluran pencernaan, dan anus.
  1. Kerangka (skeleton), apakah kerangka berada dii luar tubuh (eksoskeleton) atau berada di dalam tubuh (endoskeleton).
  1. Anggota gerak. Apakah hewan tersebut berkaki dua, empat, lebih dari empat, atau tidak berkaki.

Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN

  Penyerbukan dan Fertilisasi Pada Tumbuhan ฤisamping alat reproduksi vegetatif, tumbuhan juga mempunyai sel kelamin yang berfungsi  sebagai alat perkembangbiakan/reproduksi. Karena itu selain reproduksi vegetatif/aseksual, tumbuhan juga bereproduksi secara generatif/seksual. Perkembangbiakan generatif/seksual melibatkan sel-sel kelamin. Perkembangbiakan generatif dimulai dengan peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin  betina. Peleburan ini menghasilkan zigot, zigot inilah yang akan berkembang menjadi individu baru. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului oleh peristiwa penyerbukan yang kemudian diiringi oleh peristiwa pembuahan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya atau sampainya serbuk sari ke kepala putik. Proses penyerbukan ini banyak melibatkan unsur lain di alam. Berikut adalah perantara penyerbukan pada tumbuhan Angin (Anemogami) Anemogami adalah penyerbukan yang dibantu oleh angin . Tanaman dengan bunga berukuran kecil, jumlah bunga banyak dan ringan, serta tid

REPRODUKSI VEGETATIF PADA TUMBUHAN ANGIOSPERMAE

๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ Reproduksi Aseksual / Vegetatif Alami Tumbuhan Angiospermae Tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup adalah tumbuhan yang bakal bijinya berada di dalam bakal buah (ovarium). Bakal buah ini selanjutnya akan berkembang menjadi buah sedangkan bakal biji akan berkembang menjadi biji. Tumbuhan bisa bereproduksi dengan menggunakan bagian tumbuhan itu sendiri seperti akar, batang, dan daun. Reproduksi seperti ini disebut reproduksi vegetatif atau disebut juga reproduksi aseksual, karena tumbuhan dapat menghasilkan individu baru tanpa melibatkan proses pembuahan atau fertilisasi. Tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif/aseksual karena memiliki sel meristem. Sel meristem adalah sel-sel yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel penyusun jaringan dan organ. Keturunan yang dihasilkan dari reproduksi vegetatif/aseksual memiliki sifat atau karakter yang sama dengan sifat induknya. Pada artikel ini kita akan mempelajari mengenai